Sejumlah pelaku usaha mengaitkan perlambatan ini dengan kebijakan tarif impor yang lebih ketat, yang diberlakukan sejak awal tahun. Biaya logistik dan bahan pendukung mengalami kenaikan, yang pada akhirnya berdampak pada harga layanan dan margin keuntungan perusahaan jasa. Hal ini memperkuat tren di mana aktivitas sektor jasa AS melambat, karena perusahaan harus menyesuaikan diri dengan lingkungan bisnis yang lebih tidak stabil.
Dampak Terhadap Pasar dan Prospek Suku Bunga
Pasar keuangan merespons data ini dengan negatif. Indeks saham utama seperti Nasdaq dan S&P 500 mengalami penurunan, sementara imbal hasil obligasi jangka panjang menyusut, mencerminkan kekhawatiran terhadap prospek ekonomi jangka menengah.
Analis memperkirakan bahwa tren ini akan menambah tekanan bagi Federal Reserve untuk mulai mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneter. Jika inflasi mulai stabil dalam beberapa bulan ke depan, kemungkinan pemangkasan suku bunga pada pertemuan FOMC bulan September bisa menjadi kenyataan.
Namun, keputusan tersebut juga akan bergantung pada apakah perlambatan ini bersifat sementara atau menandai awal dari tren yang lebih panjang. Jika aktivitas sektor jasa AS melambat terus berlanjut dalam bulan-bulan mendatang, hal ini bisa mengindikasikan risiko stagflasi yang perlu diwaspadai.
PMI sektor jasa turun menjadi 50,1% pada Juli. Data ini menunjukkan bahwa aktivitas sektor jasa AS melambat dan menghadapi tekanan dari berbagai sisi, mulai dari kenaikan harga, lemahnya permintaan, hingga kebijakan perdagangan yang ketat. Pemerintah dan pelaku pasar kini memantau dengan cermat langkah berikutnya dari The Fed. Mereka berharap tekanan biaya dapat mereda sebelum membebani pertumbuhan lebih lanjut.
Daftar Broker Forex
Daftar Market Kripto
Investasi dan trading berisiko tinggi. Kinerja masa lalu tidak menjamin hasil di masa depan. Keputusan investasi adalah tanggung jawab Anda. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang mungkin timbul.