Jemarimu.id – Dalam dunia trading, banyak orang bertanya-tanya apakah trading butuh insting untuk mencapai kesuksesan. Beberapa percaya bahwa insting adalah kunci utama untuk mengambil keputusan, sementara yang lain merasa bahwa analisis yang terukur jauh lebih penting. Artikel ini akan membahas peran insting dalam trading dan bagaimana menggabungkannya dengan strategi yang solid.
Pengertian Insting dalam Trading
Insting sering diartikan sebagai kemampuan alami seseorang untuk merasakan atau mengetahui sesuatu tanpa menggunakan logika atau pengetahuan yang jelas. Dalam konteks trading, insting biasanya muncul dari pengalaman dan pemahaman pasar yang mendalam. Seorang trader yang berpengalaman mungkin memiliki “perasaan” tertentu saat melihat pola di grafik atau pergerakan harga yang tidak biasa.
Namun, insting ini bukan berarti sekadar tebakan tanpa dasar. Insting yang baik dalam trading biasanya lahir dari jam terbang yang tinggi, pemahaman fundamental, dan observasi mendalam terhadap perilaku pasar.
Mengapa Banyak Orang Mengandalkan Insting?
Banyak trader, terutama yang sudah lama berkecimpung di dunia ini, merasa bahwa trading butuh insting untuk menangkap peluang dengan cepat. Pasar sering kali bergerak begitu dinamis sehingga tidak selalu ada waktu untuk melakukan analisis mendalam. Dalam situasi seperti ini, keputusan cepat berdasarkan insting dapat menjadi penyelamat.
Sebagai contoh, ketika pasar menunjukkan volatilitas yang tiba-tiba akibat berita ekonomi yang tak terduga, trader yang berpengalaman mungkin bisa memanfaatkan peluang tersebut tanpa harus memeriksa ulang data secara rinci. Mereka mengandalkan insting yang terasah untuk bertindak.
Keterbatasan Insting dalam Trading
Meski terdengar menarik, insting tidak selalu bisa diandalkan sepenuhnya. Mengapa? Karena insting juga bisa terpengaruh oleh emosi, seperti rasa takut kehilangan (fear of missing out) atau terlalu percaya diri. Tanpa dasar yang kuat, mengandalkan insting semata dalam trading bisa menjadi bumerang.