Jemarimu.id – Sentimen Konsumen AS Membaik pada Juni 2025, mencatatkan peningkatan pertama dalam enam bulan terakhir seiring meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Namun, di balik perbaikan ini, konsumen masih menghadapi kekhawatiran terhadap arah ekonomi global, khususnya di tengah lonjakan harga energi dan konflik geopolitik.
Universitas Michigan merilis Survei Konsumen pada Jumat kemarin yang menunjukkan lonjakan optimisme. Namun, serangan rudal Israel ke Iran menyebabkan harga minyak dunia melonjak ke level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir dan membayangi peningkatan tersebut. Kondisi ini turut menekan pasar saham global dan meningkatkan ketidakpastian ekonomi.

Meski ekspektasi inflasi mengalami perbaikan selama Juni 2025, harga energi yang meningkat bisa menggerus daya beli masyarakat. Sementara itu, harga konsumen Cina turun, memberi ruang bagi beberapa pelonggaran tekanan harga secara global, meski dampaknya terhadap konsumen AS masih terbatas.
Pemulihan ini mungkin bersifat sementara jika ketegangan geopolitik terus berlanjut dan harga energi terus naik,” ujar Eugenio Aleman, Kepala Ekonom Raymond James. “Ekspektasi inflasi juga bisa kembali naik dalam kondisi seperti ini.
Indeks Sentimen Konsumen Universitas Michigan naik signifikan ke level 60,5 pada Juni 2025, dari 52,2 di Mei 2025, melampaui proyeksi ekonom Reuters yang memperkirakan angka 53,5. Meski demikian, indeks ini masih sekitar 20% di bawah posisi Desember 2024, saat terjadi lonjakan sentimen usai kemenangan Presiden Donald Trump dalam pemilu 5 November 2024.
Sentimen Konsumen AS Membaik, Namun Optimisme Masih Rentan
Sentimen Konsumen AS Membaik di hampir semua kelompok demografis: usia, pendapatan, wilayah geografis, serta afiliasi politik. Namun, konsumen tetap memberikan komentar terkait tarif di atas rata-rata sejak pemilu lalu, meskipun jumlahnya menurun dibandingkan Mei 2025.
Pasar keuangan menunjukkan respons negatif. Saham di Wall Street tergelincir, imbal hasil obligasi pemerintah meningkat, sementara dolar AS menguat terhadap berbagai mata uang global.
Langkah kompromi antara AS dan Tiongkok menjadi salah satu pendorong pulihnya optimisme. Sejak pertengahan Agustus 2025, Amerika Serikat menurunkan tarif atas barang-barang Tiongkok dari 145% ke 30%. Penurunan ini dilakukan setelah kedua negara menyepakati kerangka kerja baru terkait perdagangan.
Joanne Hsu, Direktur Survei Konsumen Universitas Michigan, mengatakan bahwa pengumuman kebijakan tarif tinggi pada April 2025 sempat mengejutkan konsumen, tetapi kini mereka mulai menyesuaikan diri. Namun, ia menekankan bahwa risiko perlambatan ekonomi tetap menjadi perhatian utama.
Daftar Broker Forex
Daftar Market Kripto
Investasi dan trading berisiko tinggi. Kinerja masa lalu tidak menjamin hasil di masa depan. Keputusan investasi adalah tanggung jawab Anda. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang mungkin timbul.