Jemarimu.id – Harga konsumen China terus turun selama empat bulan berturut-turut hingga Mei 2025. Ini menjadi sinyal bahwa tekanan deflasi semakin nyata dan bisa membahayakan pemulihan ekonomi negara tersebut. Kamu mungkin bertanya-tanya, bagaimana bisa ekonomi sebesar China mengalami penurunan harga yang konsisten? Jawabannya terletak pada lemahnya permintaan domestik dan kerasnya kompetisi di sektor-sektor kunci.
Indeks harga konsumen (CPI) China tercatat turun 0,1% secara tahunan pada Mei. Meskipun penurunan ini sedikit lebih baik dibandingkan perkiraan penurunan 0,2% dari analis Reuters, tren tersebut tetap mengindikasikan lemahnya daya beli masyarakat. Situasi ini sudah terjadi sejak Februari, ketika CPI mulai mencatat penurunan sebesar 0,7% dan terus menurun pada Maret dan April.
Persaingan Harga di Pasar Otomotif Menambah Beban
Salah satu faktor utama mengapa harga konsumen China terus turun adalah perang harga brutal di sektor otomotif. Perusahaan-perusahaan berlomba-lomba menawarkan diskon besar demi menguasai pasar, namun efeknya justru memukul profitabilitas industri dan memperdalam tekanan harga. Pemerintah China sudah mendesak industri ini untuk menghentikan persaingan tidak sehat tersebut, tetapi sejauh ini hasilnya belum terlihat.
Tekanan juga datang dari sektor properti, di mana harga rumah terus melemah. Ini menciptakan efek psikologis yang membuat masyarakat enggan mengeluarkan uang, apalagi untuk kebutuhan besar. Jika kamu perhatikan, kondisi ini menciptakan lingkaran setan: harga turun, orang menahan belanja, dan ekonomi pun makin lambat pulih.
Tak hanya itu, harga di tingkat produsen atau factory-gate prices juga anjlok hingga 3,3% dibanding tahun lalu, penurunan terdalam sejak Juli 2023. Penurunan tajam ini paling terasa di sektor pertambangan batu bara serta industri minyak dan gas.
Harga Konsumen China Terus Turun dan Tanda-Tanda Deflasi Semakin Jelas
Saat harga konsumen China terus turun, pemerintah berupaya keras untuk menstabilkan situasi. Pada awal Mei, regulator keuangan utama China meluncurkan berbagai kebijakan pelonggaran. Bank sentral China menurunkan suku bunga utama dan rasio cadangan wajib bank sebesar 50 basis poin. Harapannya, langkah ini bisa memacu pinjaman dan belanja masyarakat.
Namun, sejauh ini dampaknya belum signifikan. Bahkan, inflasi inti—yang mengecualikan harga makanan dan energi—meski naik 0,6% di bulan Mei, masih terlalu kecil untuk melawan tekanan deflasi yang lebih luas.
Daftar Broker Forex
Daftar Market Kripto
Investasi dan trading berisiko tinggi. Kinerja masa lalu tidak menjamin hasil di masa depan. Keputusan investasi adalah tanggung jawab Anda. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang mungkin timbul.