Jemarimu.id – Dalam dunia trading, ada berbagai pendekatan yang dapat kita gunakan untuk mencari peluang keuntungan dari pasar finansial. Salah satunya adalah strategi scalping, di mana kita berusaha mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga yang sangat pendek. Bahkan, ada juga trader yang menggunakan pendekatan scalping tanpa indikator, mereka mengandalkan aksi harga secara langsung. Bagaimana caranya? Untuk menjawab hal tersebut, maka dalam artikel ini kita akan menjelajahi strategi scalping tanpa indikator yang bisa menghasilkan khususnya bagi pemula.
Mengapa Memilih Strategi Scalping Tanpa Indikator
Menggunakan strategi scalping tanpa indikator memiliki beberapa kelebihan yang menarik bagi para trader. Pertama, strategi ini memungkinkan kita untuk menghindari ketergantungan pada indikator teknikal yang kompleks. Indikator sering kali memiliki keterlambatan dalam memberikan sinyal, bahkan sinyal tersebut palsu. Sedangkan scalping membutuhkan kecepatan dalam mengambil keputusan. Maka dari itu, kita perlu strategi lain yang lebih cepat.
Dengan strategi scalping tanpa indikator memungkinkan kita untuk mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang pergerakan harga dan karakteristik pasar. Dengan belajar pola harga, level support, dan resistance, kita dapat melihat secara langsung bagaimana kekuatan permintaan dan penawaran berinteraksi di pasar. Hal ini dapat memberikan keunggulan yang lebih besar dalam mengambil keputusan trading yang akurat.
Persiapan Sebelum Memulai Strategi
Sebelum kita terjun ke dalam strategi scalping tanpa indikator, ada beberapa persiapan yang perlu kita lakukan:
Pertama, pemilihan time frame yang tepat adalah kunci. Scalping umumnya dilakukan pada time frame yang lebih rendah, seperti 1 menit, 5 menit, atau 15 menit. Time frame yang lebih rendah memberikan gambaran yang lebih terperinci tentang pergerakan harga jangka pendek, yang sesuai dengan tujuan scalping.
Kedua, pemahaman tentang konsep support dan resistance sangat penting. Support adalah level di mana harga cenderung berhenti turun dan berbalik naik, sementara resistance adalah level di mana harga cenderung berhenti naik dan berbalik turun. Dengan mengidentifikasi level-level ini secara manual, kita dapat menentukan potensi area pembalikan harga atau peluang entry dan exit yang baik.
Selanjutnya, kita perlu mempelajari pola candlestick yang signifikan. Pola seperti pin bar, doji, engulfing, atau hammer dapat memberikan sinyal pembalikan atau kelanjutan tren. Dengan memahami dan mengenali pola-pola ini, kita dapat mengambil keputusan trading yang lebih cepat.
Strategi Scalping Tanpa Indikator
Dalam strategi scalping tanpa indikator bagi pemula, kita akan menggunakan aksi harga untuk mengambil keputusan trading. Teknik masuk dan keluar market berdasarkan pada aksi harga yang terjadi di dekat level support atau resistance. Misalnya, ketika harga mendekati level support dan membentuk pola bullish pin bar, kita dapat mempertimbangkan untuk masuk posisi buy dengan stop loss yang ditempatkan di bawah level support. Sebaliknya, jika harga mendekati level resistance dan terbentuk pola bearish pin bar, kita dapat mempertimbangkan untuk masuk posisi sell dengan stop loss di atas level resistance.
Penggunaan stop loss yang efektif sangat penting dalam scalping tanpa indikator. Stop loss membantu melindungi modal kita dari kerugian yang tidak terkontrol jika harga bergerak melawan posisi kita. Dalam strategi ini, stop loss dapat kita tempatkan di atas atau di bawah level support atau resistance terdekat, tergantung pada arah posisi yang kita ambil.