Jemarimu.id – Setelah pemilu presiden AS yang ketat antara Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump, Federal Reserve (Fed) dan bank sentral lainnya dari negara-negara kaya diperkirakan akan melanjutkan pemangkasan suku bunga. Langkah ini diharapkan dapat menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi global yang meningkat. Meskipun hasil pemilu dapat mempengaruhi kebijakan, Fed dan bank sentral utama berupaya mengambil langkah-langkah independen demi menjaga kestabilan moneter.
Kebijakan Suku Bunga Fed dan Dampaknya pada Ekonomi AS
Para pejabat Fed pada bulan September lalu telah menurunkan suku bunga sebanyak setengah poin, dan para ekonom kini memprediksi pemangkasan lebih lanjut sebesar seperempat poin pada Kamis mendatang. Dengan pertumbuhan perekrutan yang terlemah sejak 2020, Fed dihadapkan pada tekanan untuk mendorong aktivitas ekonomi tanpa mempercepat inflasi. Meski demikian, Ketua Fed Jerome Powell dan jajarannya tetap berhati-hati, mengingat keputusan mereka berada di bawah sorotan politik.
Bloomberg Economics memprediksi bahwa kebijakan Fed dapat memainkan peran penting bagi perekonomian AS, terutama jika Trump terpilih kembali. Kebijakan perdagangan yang lebih ketat diprediksi akan diadopsi, yang berpotensi memengaruhi hubungan dagang AS dengan negara lain. Dengan demikian, Fed dihadapkan pada tantangan besar untuk menyeimbangkan kebijakan moneter di tengah ketidakpastian kebijakan fiskal pemerintahan yang baru.
Bank Sentral di Eropa dan Dampak Kebijakan Moneter
Tidak hanya Fed, bank-bank sentral di Eropa juga mempersiapkan langkah serupa. Bank of England, misalnya, diperkirakan akan menurunkan suku bunga seperempat poin setelah pemilu AS. Para pembuat kebijakan Inggris menghadapi dilema antara menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil dan menurunkan inflasi yang tinggi. Selain itu, ekspektasi masyarakat terhadap kebijakan fiskal pemerintah juga membuat bank sentral semakin berhati-hati dalam mengambil keputusan suku bunga.
Sementara itu, di Swedia, Riksbank diharapkan akan memangkas suku bunga sebesar setengah poin. Dengan inflasi yang melambat, para pejabat diharapkan fokus pada peningkatan permintaan domestik. Kebijakan yang sama juga dapat diambil oleh negara-negara di Eropa Timur, seperti Polandia dan Rumania, yang kemungkinan akan mempertahankan atau menurunkan suku bunga untuk menjaga stabilitas harga.