Jemarimu.id – Pada bulan juni 2026, inflasi Jerman kembali menunjukkan penurunan bertahap, memberikan kabar baik bagi Bank Sentral Eropa (ECB) yang tengah berupaya menjaga stabilitas harga di kawasan euro. Berdasarkan estimasi awal (flash estimate), tingkat inflasi utama tercatat sebesar 2,0% secara tahunan (year-on-year/YoY), turun sedikit dari 2,1% pada bulan Mei. Angka ini sekaligus menyentuh target inflasi ECB yang memang berada di sekitar 2%.
Selain inflasi utama, inflasi inti yang tidak memasukkan komponen harga energi dan pangan yang cenderung bergejolak, juga melanjutkan tren penurunannya. Pada Juni, inflasi inti tercatat sebesar 2,7% YoY, turun tipis dari 2,8% pada bulan sebelumnya. Perkembangan ini menunjukkan proses disinflasi yang berjalan meski perlahan, dan menjadi sinyal positif bagi otoritas moneter yang telah berjuang sejak lonjakan inflasi pasca pandemi dan krisis energi.
Faktor Penurunan Inflasi: Dari Harga Pangan Hingga Energi

Jika melihat lebih detail, data dari berbagai wilayah di Jerman menunjukkan bahwa beberapa faktor utama yang mendorong turunnya inflasi berasal dari harga pangan dan pakaian yang melemah secara bulanan. Selain itu, harga minyak pemanas dan bensin juga lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan harga energi ini sangat penting mengingat lonjakan harga energi pada tahun-tahun sebelumnya menjadi pemicu utama naiknya inflasi ke level tertinggi dalam beberapa dekade.
Namun, tidak semua sektor mengalami perlambatan harga. Harga jasa di bidang kesehatan dan transportasi justru mengalami percepatan jika dibandingkan dengan tahun lalu. Sementara itu, inflasi di sektor jasa secara keseluruhan relatif stabil dan masih berada pada level yang cukup tinggi. Fenomena ini menunjukkan adanya perbedaan tekanan inflasi antara barang dan jasa.
Prospek Inflasi: Menuju di Bawah 2%?
Melihat ke depan, inflasi di Jerman diprediksi akan terus mengalami penurunan setidaknya dalam jangka pendek. Bahkan, ada kemungkinan inflasi utama turun di bawah 2% dalam beberapa bulan mendatang. Keyakinan ini diperkuat oleh survei mengenai ekspektasi harga jual di sektor industri dan jasa yang kini berada di level terendah dalam lebih dari satu tahun terakhir.
Meski demikian, proyeksi tersebut masih memiliki ketidakpastian yang cukup besar. Salah satu faktor penentu terpenting adalah harga minyak global yang dikenal sangat volatil. Dalam beberapa minggu terakhir saja, fluktuasi harga minyak menunjukkan betapa cepatnya kondisi bisa berubah. Oleh sebab itu, meskipun tren penurunan inflasi terlihat menjanjikan, masih diperlukan kewaspadaan.
Selain faktor jangka pendek, ada pula dinamika struktural yang akan memengaruhi inflasi ke depan. Di satu sisi, pendinginan pasar tenaga kerja diperkirakan akan mengurangi tekanan kenaikan upah, sehingga dapat menahan inflasi. Namun di sisi lain, kebijakan stimulus fiskal pemerintah diprediksi akan meningkatkan permintaan dan menambah tekanan inflasi, terutama menjelang akhir tahun hingga tahun berikutnya.
Daftar Broker Forex
Daftar Market Kripto
Investasi dan trading berisiko tinggi. Kinerja masa lalu tidak menjamin hasil di masa depan. Keputusan investasi adalah tanggung jawab Anda. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang mungkin timbul.