Jemarimu.id – Selandia Baru saat ini berada di tengah berbagai dinamika ekonomi yang memengaruhi kebijakan moneter, inflasi, dan pasar keuangannya. Kondisi ekonomi global yang tidak menentu, disertai tantangan domestik, membuat Bank Sentral Selandia Baru (RBNZ) harus beradaptasi dalam menentukan kebijakan yang tepat untuk menjaga stabilitas ekonomi. Dalam ikhtisar kondisi ekonomi Selandia Baru hari ini 16 Oktober 2024, beberapa faktor kunci yang menjadi perhatian adalah inflasi yang berangsur-angsur turun, prospek pemotongan suku bunga oleh RBNZ, serta pergerakan mata uang NZD/USD di pasar internasional.
Penurunan Inflasi dan Dampaknya pada Kebijakan Moneter
Salah satu berita ekonomi besar dari Selandia Baru adalah penurunan inflasi harga konsumen (IHK) ke tingkat terendah sejak awal 2021. Inflasi IHK tercatat tumbuh sebesar 2,2% sepanjang tahun ini, kembali ke dalam kisaran target RBNZ yang berkisar antara 1% hingga 3%. Penurunan inflasi ini sangat penting karena sebelumnya, selama lebih dari tiga tahun, inflasi Selandia Baru telah melampaui target yang ditetapkan oleh RBNZ, memicu kekhawatiran akan terjadinya stagflasi atau pertumbuhan ekonomi yang melambat disertai kenaikan harga-harga.
Namun, penurunan inflasi ini tidak sepenuhnya disebabkan oleh perbaikan ekonomi domestik. Menurut ikhtisar kondisi ekonomi Selandia Baru hari ini, salah satu faktor utama yang mendorong penurunan inflasi adalah disinflasi harga perumahan serta penurunan harga-harga yang dapat diperdagangkan di pasar global. Dalam kuartal ketiga 2024, harga barang-barang yang dipengaruhi oleh pasar internasional turun sebesar 0,2%, dan selama satu tahun penuh, turun sebesar 1,6%. Penurunan ini cukup signifikan, karena mencerminkan efek dari berbagai dinamika global seperti penurunan permintaan konsumen serta pelonggaran harga energi dan komoditas dunia.
Sementara itu, harga-harga non-tradable yang lebih mencerminkan faktor domestik masih mencatat kenaikan sebesar 1,3% untuk kuartal tersebut dan 4,9% sepanjang tahun. Meskipun angka ini menunjukkan masih adanya tekanan inflasi dari dalam negeri, kenaikan tahunan ini merupakan yang terkecil dalam tiga tahun terakhir. Ini memberi sinyal bahwa tekanan inflasi domestik mulai mereda, meski masih perlu waktu untuk sepenuhnya stabil.
Prospek Pemotongan Suku Bunga oleh RBNZ
Dengan inflasi yang mulai terkendali, perhatian pasar kini beralih ke langkah-langkah yang akan diambil oleh RBNZ. Dalam ikhtisar kondisi ekonomi Selandia Baru hari ini, terlihat jelas bahwa pasar sedang memperdebatkan apakah RBNZ akan memangkas suku bunga sebesar 50 atau bahkan 75 basis poin pada pertemuan kebijakan moneter yang akan datang pada akhir November. Sebelumnya, RBNZ telah memangkas suku bunga sebesar 75 basis poin dalam siklus pelonggaran moneternya.
Saat ini, pasar menganggap pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin hampir pasti terjadi. Namun, dengan adanya jeda waktu yang cukup lama antara pertemuan kebijakan moneter, beberapa analis dan pelaku pasar memperkirakan bahwa pemangkasan yang lebih besar, yakni sebesar 75 basis poin, juga mungkin dilakukan. Hal ini karena masih adanya risiko deflasi global yang mempengaruhi harga-harga di Selandia Baru, dan RBNZ mungkin ingin mengambil tindakan lebih agresif untuk mencegah penurunan pertumbuhan ekonomi yang lebih tajam.