fbs
Berita Ekonomi

Suku Bunga Selandia Baru Turun 3,5%: Strategi Cermat Hadapi Tekanan Global

Suku bunga Selandia Baru turun ke 3,5% untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah tekanan global dan inflasi moderat.

Jemaimu.id – Komite Kebijakan Moneter Selandia Baru mengambil langkah berani namun terukur dengan menurunkan Suku Bunga Tunai Resmi (OCR) sebesar 25 basis poin menjadi 3,5 persen. Langkah ini menjadi bagian dari strategi moneter untuk menjaga stabilitas inflasi dan merespons tekanan ekonomi global yang meningkat akibat ketegangan perdagangan dan melemahnya permintaan internasional.

Penurunan suku bunga Selandia Baru ini menunjukkan respons cepat terhadap ketidakpastian yang berkembang, tanpa mengabaikan kondisi ekonomi domestik yang secara umum masih terkendali. Inflasi tetap berada di sekitar titik tengah kisaran target, memberikan ruang bagi Komite untuk melakukan pelonggaran kebijakan lebih lanjut jika diperlukan.

Inflasi Stabil, Ekonomi Masih Menyesuaikan

trading bersama fbs
Iklan

Meskipun angka inflasi tahunan terkendali dalam kisaran 1–3 persen, konsumsi rumah tangga dan investasi perumahan masih menunjukkan kelemahan. Ini menjadi salah satu pertimbangan utama dalam keputusan penurunan suku bunga.

Sementara itu, sektor ekspor mendapat angin segar dari harga komoditas yang tinggi dan pelemahan nilai tukar dolar Selandia Baru, yang meningkatkan daya saing di pasar global. Pendapatan dari sektor primer turut membantu menjaga pertumbuhan ekonomi tetap bergerak, meskipun belum cukup kuat untuk mendorong pemulihan menyeluruh.

Dunia Tak Pasti: Ketegangan Dagang Bayangi Prospek Ekonomi

Salah satu faktor eksternal paling signifikan yang memengaruhi keputusan ini adalah meningkatnya hambatan perdagangan global. Peningkatan tarif oleh Amerika Serikat dan respons dari negara-negara mitra dagang menciptakan bayangan gelap terhadap prospek pertumbuhan ekonomi dunia. Selandia Baru, sebagai negara dengan ekonomi terbuka dan bergantung pada perdagangan, tidak luput dari dampaknya.

Komite mencatat bahwa ketidakpastian perdagangan global ini berpotensi menekan permintaan ekspor dan investasi. Di sisi lain, adanya pengalihan perdagangan mungkin justru membuat Selandia Baru mendapatkan barang-barang impor dengan harga lebih murah, yang dapat menurunkan inflasi.

Respons Kebijakan Moneter: Menjaga Ruang dan Stabilitas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *