Jemarimu.id – Pada Jumat, 18 Oktober 2024, Poundsterling (GBP) menunjukkan penguatan signifikan terhadap Dolar AS, melampaui level psikologis 1,3000. Penguatan ini dipicu oleh data Penjualan Ritel Inggris untuk bulan September yang secara tak terduga mencatat pertumbuhan sebesar 0,3%. Angka ini lebih baik daripada perkiraan para ekonom yang memprediksi penurunan sebesar -0,4%. Secara tahunan, pengeluaran konsumen meningkat tajam sebesar 3,9%, melampaui ekspektasi 3,2% dan pembacaan bulan Agustus yang direvisi turun menjadi 2,3%.
Penguatan ini terutama didorong oleh penerimaan yang lebih tinggi di toko-toko non-makanan dan department store, sebagaimana dilaporkan oleh Kantor Statistik Nasional (ONS). Laporan ini memberikan sinyal bahwa konsumen Inggris tetap aktif berbelanja, meskipun terdapat kekhawatiran terkait inflasi yang menurun.
Dampak pada Kebijakan Suku Bunga Bank of England (BoE)
Data Penjualan Ritel yang lebih kuat dari perkiraan ini membawa implikasi bagi spekulasi mengenai kebijakan suku bunga Bank of England (BoE). Sebelumnya, ada ekspektasi bahwa BoE akan mulai menurunkan suku bunga dalam dua pertemuan terakhir tahun ini. Ekspektasi ini diperkuat oleh data inflasi yang dirilis sebelumnya, yang menunjukkan penurunan lebih besar dari perkiraan, dengan inflasi sektor jasa turun ke level terendah sejak Mei 2022 sebesar 4,9%.
Namun, dengan penguatan data Penjualan Ritel ini, spekulasi tersebut mungkin sedikit berkurang. Peningkatan pengeluaran konsumen dapat dilihat sebagai tanda bahwa perekonomian Inggris masih cukup kuat, yang berarti BoE mungkin akan berpikir dua kali sebelum melakukan pemangkasan suku bunga lebih lanjut.
Pengaruh Dolar AS dan Ekonomi Global
Di sisi lain, Dolar AS juga menunjukkan kinerja yang positif didukung oleh data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan, seperti Penjualan Ritel AS yang naik 0,4% pada bulan September, lebih tinggi dari ekspektasi 0,3%. Selain itu, klaim pengangguran mingguan yang lebih rendah dari perkiraan menunjukkan ketahanan ekonomi AS.
