fbs
Strategi Forex Trading Forex

Peran Strategi Carry Trade di Tengah Perubahan Suku Bunga

Strategi carry trade tetap relevan di 2025 meski suku bunga global berubah cepat dan penuh risiko.

Jemarimu.id – Dalam dunia trading forex, peran strategi carry trade menjadi semakin penting ketika pasar menghadapi dinamika suku bunga global yang terus berubah. Strategi ini memanfaatkan perbedaan suku bunga antar dua mata uang dan menjadi salah satu pendekatan favorit para trader profesional, terutama di tengah kondisi pasar yang tidak menentu. Namun, apakah strategi ini masih efektif di tahun 2025? Mari kita bahas lebih dalam.

Apa Itu Strategi Carry Trade?

trading bersama fbs
Iklan

Strategi carry trade adalah teknik trading di mana seorang trader meminjam mata uang dengan suku bunga rendah dan menginvestasikannya ke dalam mata uang dengan suku bunga lebih tinggi. Tujuannya sederhana: mendapatkan keuntungan dari selisih suku bunga (dikenal sebagai “carry”) sambil berharap nilai tukar tetap stabil atau bahkan menguntungkan arah posisi tersebut.

Misalnya, seorang trader meminjam yen Jepang (dengan suku bunga rendah) dan membeli dolar Australia (dengan suku bunga lebih tinggi). Selama nilai tukar tidak bergerak signifikan ke arah yang merugikan, trader tersebut dapat menikmati hasil bunga dari selisih tersebut.

Perubahan Suku Bunga Global: Tantangan Baru untuk Trader

Di tahun 2025, bank sentral di berbagai negara mulai mengubah arah kebijakan moneternya. Amerika Serikat, misalnya, menunda pemangkasan suku bunga karena inflasi yang masih membandel. Di sisi lain, beberapa negara berkembang mulai menaikkan suku bunganya untuk menarik arus modal dan mengatasi depresiasi mata uang lokal.

Hal ini menciptakan lanskap baru bagi carry trade. Di satu sisi, peluang keuntungan dari selisih suku bunga semakin menarik. Namun, di sisi lain, fluktuasi nilai tukar akibat sentimen pasar dan kebijakan suku bunga yang berubah-ubah bisa menambah risiko signifikan.

Peran strategi carry trade di sini menjadi lebih kompleks. Trader tidak hanya perlu melihat selisih suku bunga, tetapi juga harus mempertimbangkan volatilitas pasar, stabilitas ekonomi negara tujuan, dan ekspektasi kebijakan moneter ke depan.

Yen Jepang dan Risiko Unwinding Carry Trade

Yen Jepang sering menjadi mata uang favorit untuk carry trade karena suku bunga ultra rendahnya. Namun, di awal 2025, muncul tekanan dari Bank of Japan untuk keluar dari kebijakan moneter longgarnya. Kabar ini langsung membuat pasar waspada, karena jika yen menguat tiba-tiba, maka para trader carry trade bisa terkena “unwinding” atau pembalikan posisi besar-besaran yang merugikan.

Inilah mengapa peran strategi carry trade tak bisa dipisahkan dari manajemen risiko yang disiplin. Trader yang hanya fokus pada keuntungan bunga tanpa memperhitungkan potensi kerugian nilai tukar bisa kehilangan modal dalam waktu singkat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *