Jemarimu.id – Dalam beberapa hari terakhir, pergerakan nilai tukar Dolar Australia (AUD) menunjukkan tren pelemahan terhadap Dolar AS (USD). Kondisi ini tidak lepas dari sejumlah faktor yang berakar pada kebijakan moneter domestik, dinamika ekonomi mitra dagang utama, serta perkembangan geopolitik dan pasar global. Kita akan coba menelaah lebih jauh penyebabnya, dampaknya, serta apa yang mungkin terjadi selanjutnya.
RBA Pangkas Suku Bunga, Sinyal Penyesuaian Lanjutan Disampaikan
Salah satu pemicu utama pelemahan AUD adalah keputusan Reserve Bank of Australia (RBA) untuk memangkas suku bunga acuan (Official Cash Rate) sebesar 25 basis poin. Kini, suku bunga berada di level 3,85%, turun dari sebelumnya 4,1%. Pemangkasan ini sebenarnya telah diantisipasi oleh pasar, namun pernyataan lanjutan dari Gubernur RBA Michele Bullock memberikan sinyal bahwa pelonggaran kebijakan bisa terus berlanjut jika diperlukan.
Dalam konferensi pers, Bullock menegaskan pentingnya mengendalikan inflasi dan menyebut bahwa pemangkasan ini adalah langkah proaktif. Ia juga mengindikasikan bahwa RBA siap melakukan penyesuaian lanjutan apabila data ekonomi ke depan menunjukkan perlunya tindakan tambahan.
Dengan demikian, sentimen pasar terhadap AUD cenderung negatif karena pelonggaran moneter biasanya mengurangi daya tarik mata uang tersebut, terutama dibandingkan dengan mata uang dari negara yang memiliki suku bunga lebih tinggi.
Pengaruh Kebijakan PBoC terhadap AUD
Di sisi lain, Bank Rakyat Tiongkok (PBoC) juga memangkas suku bunga dasar pinjaman (LPR) satu tahun dari 3,10% menjadi 3,00%, dan LPR lima tahun dari 3,60% menjadi 3,50%. Sebagai mitra dagang terbesar Australia, setiap kebijakan ekonomi di Tiongkok berpotensi memberi dampak langsung terhadap AUD.
Penurunan suku bunga Tiongkok mengindikasikan perlambatan ekonomi, yang dapat berdampak pada permintaan ekspor Australia—terutama komoditas seperti bijih besi dan batu bara. Kombinasi kebijakan dovish dari RBA dan PBoC menciptakan tekanan ganda bagi AUD.
Gejolak Politik Dalam Negeri dan Dampaknya terhadap AUD
Kita juga tidak bisa mengabaikan dinamika politik domestik. Ketidakstabilan dalam tubuh oposisi—khususnya setelah Partai Nasional menarik diri dari koalisi dengan Partai Liberal—menambah ketidakpastian pasar. Di sisi lain, Partai Buruh justru menguat dan mengukuhkan posisinya di pemerintahan.
Ketidakpastian politik seperti ini cenderung membuat investor menghindari risiko, sehingga mereka menarik dana dari aset berdenominasi AUD. Ini pun turut menekan nilai tukar Dolar Australia.
Dolar AS Melemah, Tapi AUD Tetap Tertekan
Menariknya, meskipun Dolar AS melemah akibat penurunan peringkat kredit oleh Moody’s dari Aaa menjadi Aa1, AUD tidak serta-merta menguat. Hal ini menunjukkan bahwa faktor internal Australia dan dinamika regional lebih dominan dalam memengaruhi nilai AUD saat ini.
Daftar Broker Forex
Daftar Market Kripto
Investasi dan trading berisiko tinggi. Kinerja masa lalu tidak menjamin hasil di masa depan. Keputusan investasi adalah tanggung jawab Anda. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang mungkin timbul.