Jemarimu.id – Bitcoin (BTC), sebagai aset kripto terbesar di dunia, kembali menjadi pusat perhatian setelah pergerakan harga yang cukup dinamis sepanjang tahun 2024. Pada Maret 2024, harga BTC berhasil mencapai puncak tertinggi baru di $73.7K, mencatatkan pencapaian signifikan bagi para investor. Namun, setelah mencapai titik tersebut, harga BTC kembali mengalami koreksi yang cukup dalam, mencapai titik terendah di sekitar $49K pada Agustus 2024.
Koreksi ini cukup mengejutkan banyak pihak. Mengingat pada bulan April 2024, Bitcoin mengalami halving—peristiwa yang secara historis cenderung mendorong harga kripto ini naik karena berkurangnya pasokan baru di pasar. Namun, kali ini, meskipun dampak halving sudah terjadi, kita belum melihat lonjakan harga yang signifikan, seperti yang diantisipasi sebelumnya. Hal ini memicu banyak pertanyaan, baik di kalangan trader maupun investor, tentang kapan Bitcoin akan kembali mencetak harga tertinggi baru.
Kembali Menguat di Kisaran $63K
Saat artikel ini ditulis, harga Bitcoin kembali menunjukkan pemulihan yang cukup solid dan stabil di kisaran $63K. Ini menimbulkan harapan bahwa kita sedang berada di ambang breakout yang bisa membawa harga BTC ke level tertinggi baru. Meskipun koreksi yang terjadi pada bulan Agustus cukup membuat banyak pelaku pasar khawatir, potensi kebangkitan harga BTC tidak bisa diabaikan begitu saja. Ada beberapa faktor penting yang dapat mendorong harga BTC naik dalam waktu dekat.
Potensi Pemotongan Suku Bunga AS
Salah satu katalis positif yang saat ini sedang dinantikan oleh pelaku pasar adalah potensi pemotongan suku bunga di Amerika Serikat pada bulan November 2024. Kebijakan moneter AS sangat memengaruhi pasar keuangan global, termasuk aset kripto seperti Bitcoin. Jika Federal Reserve memutuskan untuk menurunkan suku bunga, ini dapat mendorong likuiditas ke dalam pasar, termasuk pasar kripto, karena aset-aset berisiko seperti Bitcoin bisa menjadi pilihan yang lebih menarik bagi investor.
Suku bunga yang lebih rendah juga akan membuat biaya pinjaman lebih murah, yang dapat mendorong lebih banyak partisipasi dari investor institusional. Selain itu, dengan likuiditas yang lebih banyak, permintaan terhadap Bitcoin kemungkinan besar akan meningkat, sehingga harga bisa kembali terdorong naik. Faktor-faktor makroekonomi seperti ini memainkan peran penting dalam pergerakan harga BTC.