Jemarimu.id – Sektor perumahan di Amerika Serikat kembali menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Penjualan rumah di Amerika menurun sebesar 6,3% pada bulan April 2025. Data terbaru dari National Association of REALTORS® (NAR) menunjukkan adanya penurunan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kondisi ini mencerminkan tantangan yang terus dihadapi pasar properti, terutama akibat tingginya suku bunga hipotek yang masih membebani calon pembeli.
Penurunan ini tercermin dalam Pending Home Sales Index (PHSI). Indeks ini merupakan indikator utama di dunia real estat. Fungsinya adalah mengukur volume kontrak penjualan rumah yang telah ditandatangani namun belum diselesaikan transaksinya. Angka indeks tersebut turun ke 71,3 pada April, jauh di bawah level dasar tahun 2001 yang ditetapkan pada angka 100. Artinya, aktivitas kontrak saat ini berada sekitar 28,7% di bawah standar yang dianggap normal untuk pasar perumahan AS modern.
Dampak Regional yang Signifikan
Penurunan penjualan rumah tidak terjadi secara merata di seluruh wilayah Amerika Serikat. Meskipun begitu, semua wilayah tetap mencatatkan kemunduran relatif terhadap bulan sebelumnya.
- Wilayah Timur Laut turun 0,6% ke indeks 62,1, turun 3,0% dibandingkan April 2024.
- Wilayah Midwest anjlok 5,0% namun menunjukkan kenaikan tahunan 2,2%, satu-satunya wilayah yang mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun.
- Wilayah Selatan mencatat penurunan bulanan sebesar 7,7%, dan tahunan sebesar 3,0%.
- Wilayah Barat mencatat penurunan tertinggi sebesar 8,9% dalam sebulan dan penurunan tahunan sebesar 6,5%.
Penjualan rumah di Amerika mengalami penurunan. Bagian barat mengalami dampak paling besar, karena wilayah ini memiliki reputasi dengan harga rumah yang tinggi dan pasokan yang ketat. Hal ini semakin menunjukkan bahwa harga dan biaya pinjaman yang tinggi dapat menghambat keputusan pembelian di pasar yang paling tidak terjangkau.
Suku Bunga Hipotek Menjadi Sorotan
Menurut Kepala Ekonom NAR, Lawrence Yun, faktor terbesar yang menekan pasar saat ini adalah suku bunga hipotek yang tetap tinggi. “Pada tahap kritis pasar perumahan ini, yang terpenting adalah suku bunga hipotek,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa meskipun persediaan rumah mulai meningkat, namun penjualan rumah di Amerika menurun karena tingginya biaya pembiayaan yang membuat banyak pembeli memilih menunda atau membatalkan rencana pembelian mereka.

Data dari beberapa lembaga keuangan mendukung pandangan ini. Rata-rata suku bunga hipotek untuk rumah dengan tenor 30 tahun kini masih berada di kisaran 7%. Angka ini melampaui tingkat suku bunga pada tahun-tahun sebelum pandemi. Dengan suku bunga seperti ini, pembeli harus mengeluarkan biaya bulanan yang jauh lebih besar, bahkan untuk rumah dengan harga menengah.
Daftar Broker Forex
Daftar Market Kripto
Investasi dan trading berisiko tinggi. Kinerja masa lalu tidak menjamin hasil di masa depan. Keputusan investasi adalah tanggung jawab Anda. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang mungkin timbul.